Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Legislator AS: Terlalu Naif jika Kita Pikir Iran Tak Bisa Akses Asetnya yang Sudah Dibebaskan

Legislator AS: Terlalu Naif jika Kita Pikir Iran Tak Bisa Akses Asetnya yang Sudah Dibebaskan

POROS PERLAWANAN – Seorang anggota DPR AS dalam sebuah wawancara mengatakan anggapan bahwa Iran tidak bisa mengakses asetnya senilai 6 miliar Dolar yang telah dibebaskan adalah “pandangan yang naif”.

Dilansir Fars, Washington pada 2018 memblokir beberapa miliar Dolar dari hasil penjualan minyak Iran ke Korsel. Tindakan ini dilakukan menyusul keluarnya Pemerintahan Donald Trump secara sepihak dari kesepakatan nuklir (JCPOA).

Sejak saat itu, Korsel berusaha memberikan uang itu kepada Teheran agar bisa tetap membeli minyak dari Iran. Namun keinginan Korsel ini ditentang AS.

Namun pada 10 Agustus lalu, sumber-sumber berita mengumumkan bahwa AS setuju membebaskan aset yang diblokir ini, sebagai bagian dari pembebasan sejumlah warga AS yang ditahan di Iran.

Sebagai media pertama yang memberitakan kabar ini, New York Times melaporkan bahwa 5 warga AS akan ditukar dengan orang-orang Iran yang ditahan karena dituding melanggar sanksi Washington atas Teheran.

Dalam beberapa hari terakhir, Gedung Putih menyatakan bahwa Teheran tidak bisa mengakses aset-aset yang telah dibebaskan tersebut. Statemen ini disampaikan untuk menanggapi kritik Partai Republik.

Namun demikian, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, Michael McCaul mengatakan kepada Fox News bahwa “pernyataan ini terlalu naif”.

“Terlalu naif jika kita menganggap Iran tidak punya kendali atas uang ini,” kata McCaul.

“Saya orang yang paling gembira melihat para warga AS ini kembali ke negara. Tapi kita harus tetap membuka mata kita.”

Para penentang kesepakatan ini menyatakan bahwa Iran akan menggunakan uang ini untuk “mewujudkan tujuan-tujuannya di Kawasan”, yang mereka sebut sebagai “dukungan terhadap operasi terorisme”.

“Enam miliar Dolar yang akan menuju Iran ini akan digunakan untuk memperkuat perang proksi, operasi terorisme, dan melanjutkan program bom nuklir,” ujar McCaul.

Para pengkritik Joe Biden mengatakan bahwa Presiden AS tunduk di hadapan Iran dan “telah diperas oleh para Mullah”.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *