Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Lontarkan Igauan Dusta tanpa Rasa Malu, Pompeo: Eropa Mendukung Saya tapi Diam-diam

Lontarkan Igauan Dusta tanpa Rasa Malu, Pompeo: Eropa Mendukung Saya tapi Diam-diam

POROS PERLAWANAN – Suatu saat, Mike Pompeo di hadapan para mahasiswa sebuah universitas di AS berbangga diri bahwa saat ia mengepalai CIA, ia telah “berbohong, berbuat curang, menipu, dan mencuri.” Ia menganggap sifat-sifat tak terpuji ini sebagai bagian dari kebesaran AS. Kini, tampaknya ia membawa pengalaman tersebut dari CIA ke Kemenlu AS.

Pompeo sudah berkali-kali menjadi pecundang di berbagai berkas luar negeri, mulai dari masalah Palestina, krisis di antara Dewan Kerja Sama Teluk, hingga hubungan dengan China dan Rusia. Namun, kekalahan AS paling memalukan terjadi di hadapan Republik Islam Iran.

Pompeo terlanjur percaya diri bahwa begitu AS keluar dari JCPOA dan memberlakukan sanksi, Teheran akan tunduk di hadapan Washington. Dia juga yakin bahwa negara-negara Barat, terutama Inggris, Jerman, dan Prancis akan mengikuti AS keluar dari JCPOA.

Namun, 3 tahun setelah tindakan bodoh AS ini, Iran tidak tunduk, dan Eropa juga tidak membeo Washington. AS hanya mendapatkan keterkucilan dan rasa malu. Bahkan seorang pejabat Rusia berkomentar, ”Sungguh memprihatinkan bahwa negara-negara ‘tangguh’ merendahkan diri sedemikian rupa.”

Dunia telah jelas menentang keputusan AS untuk mengaktifkan Snap Back dan memulihkan sanksi atas Iran. Anehnya, alih-alih kegagalan ini membuat Pompeo merevisi kebijakan bodohnya di hadapan Iran, atau setidaknya bungkam untuk sementara guna menjaga martabat Washington, ia justru kembali mengumbar dusta tanpa rasa malu.

Bloomberg menukil ucapan Pompeo dalam wawancara dengan Fox News, bahwa ia berkata, ”Negara-negara Eropa yang tidak bergabung dengan kami, tahu bahwa kami berada di atas kebenaran. Mereka secara diam-diam memberitahu kami bahwa mereka tidak ingin menjual senjata (kepada Iran). Dalam sebuah pesan, mereka mengutarakan kekhawatiran terkait penjualan senjata.”

Meski Pompeo mendapat banyak tekanan dari dalam AS, bahkan ia sampai digelari sebagai “Menlu AS terburuk dalam sejarah”, namun sungguh tak dapat diterima bahwa ia mengumbar kebohongan sebesar ini.

Saat Inggris, Jerman, dan Prancis mendukung Iran, Pompeo langsung menyerang mereka. Ia mengatakan, ”Tidak ada negara selain AS yang memiliki keberanian dan keyakinan untuk mengajukan sebuah resolusi. Namun mereka (Eropa) justru memilih untuk mendukung ‘para Ayatullah’.”

Selain itu, kenapa Eropa mesti takut kepada Iran dan tidak menentang pencabutan embargo senjata Iran secara terang-terangan seperti AS? Apakah Eropa begitu lembek dan lemah sehingga penentangan mereka harus diungkap oleh Pompeo? Andai Eropa seperti yang dikatakan Pompeo, kenapa Trump mengancam mereka dengan sanksi jika bertransaksi dengan Iran?

Alangkah baiknya jika Pompeo memilih tutup mulut, dan minimal tidak meracau seperti ini selama beberapa waktu, sampai badai yang menyasar kebijakan-kebijakan AS lantaran kebohongan, kemunafikan, dan penipuannya mereda.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *