Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Mantan Menhan AS yang Anggap Kerusuhan dan Penjarahan di Irak sebagai ‘Kebebasan’, Meninggal

Mantan Menhan AS yang Anggap Kerusuhan dan Penjarahan di Irak sebagai ‘Kebebasan’, Meninggal

POROS PERLAWANAN – Mantan Menhan AS, Donald Rumsfeld dikabarkan meninggal pada Rabu malam 30 Juni lalu. Dia adalah arsitek Perang Irak dan salah satu tokoh politik kontroversial AS.

Dilansir Fars, Rumsfeld dikenal karena mengucapkan kata-kata yang tidak dipahami, kontroversial, atau yang menunjukkan kekerasan hatinya. Namun salah satu statemen Rumsfeld yang paling tidak terlupakan diucapkan olehnya pada 11 April 2003.

Di hari itu, saat media-media memublikasikan foto-foto kerusuhan dan penjarahan di Irak, Rumsfeld ditanya kenapa pasukan AS tidak melakukan apa pun untuk mencegah kerusuhan dan penjarahan tersebut.

Ia menjawab, ”Mereka (orang-orang Irak) sendiri tahu apa yang sedang mereka lakukan. Mereka tengah melakukan perbuatan yang mengerikan. Segala hal telah menjadi berantakan. Dalam kebebasan, selalu ada kekacauan. Bangsa bebas memiliki kebebasan untuk berbuat kesalahan, kejahatan, dan perbuatan-perbuatan buruk. Mereka juga bebas untuk menjalani hidup mereka dan melakukan pekerjaan-pekerjaan menakjubkan.”

Seorang warga Irak dan analis masalah-masalah Timteng, Rasha al-Aqeedi dalam tulisannya di New York Times menyatakan, ia masih mengingat ucapan Rumsfeld ini. Al-Aqeedi menyebut Menhan AS itu sebagai politisi yang telah meluluhlantakkan negaranya.

“Mr. Rumsfeld, yang mati pada Selasa lalu, mendeskripsikan kerusuhan dan kekacauan sebagai manifestasi kebebasan. Kalimat-kalimatnya adalah penanda jalan yang ada di hadapan Irak, dan bagi saya, itu adalah pertemuan pertama dengan apa yang akan saya alami terkait sikap Rumsfeld (dan AS) tentang Irak; yaitu ketidakpedulian dan pembenaran-pembenaran vulgar atas realita-realita di lapangan, yang menunjukkan ketidakbecusan Tentara Penjajah untuk melindungi negara ringkih yang baru saja diduduki tersebut”, tulis al-Aqeedi.

Keluarga Rumsfeld pada Rabu kemarin merilis statemen tentang kematian mantan Menhan AS itu dalam usia 88 tahun. Dia memegang kendali Pentagon saat Pemerintahan AS yang lalu memutuskan untuk menginvasi dan memulai perang atas Irak dan Afghanistan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *