Mantan Pejabat AS Ungkap Upaya Trump Tekan Pentagon Berbohong Soal Dampak Serangan Rudal Iran ke Ayn al-Asad
POROS PERLAWANAN – Seorang Jubir Pentagon di masa Pemerintahan Donald Trump mengatakan, Gedung Putih saat itu meminta Pentagon untuk menganggap remeh laporan gegar otak serdadu AS usai serangan rudal Iran ke Ayn al-Asad atau menunda pengumuman laporan itu.
Dinukil Fars dari Guardian, Alyssa Farah bercerita tentang tekanan-tekanan Gedung Putih, usai Trump mengklaim bahwa serangan itu tidak menimbulkan kerugian apa pun. Trump juga mengaku bahwa serangan rudal itu hanya menyebabkan sakit kepala dan dampak-dampak tidak serius. Farah berbicara bagaimana ia berusaha untuk terlepas dari tekanan-tekanan tersebut.
Berdasarkan laporan ini, akhirnya diketahui bahwa lebih dari 100 serdadu AS mengalami gegar otak akibat serangan rudal ke 2 pangkalan militer AS di Irak pada 8 Januari 2020 itu.
Menurut Guardian, kurang lebih 80 persen serdadu AS yang cedera dalam serangan itu bisa kembali bertugas setelah beberapa hari. Namun puluhan orang terpaksa dibawa ke Jerman, lalu AS, untuk menjalani pengobatan.
Fakta ini dibeberkan Farah dalam wawancara untuk rekaman podcast dengan mantan jurnalis CNN, Michelle Konsinski dan mantan Direktur MI6, Sir Richard Dearlove. Farah mendeskripsikan serangan itu sebagai “saat-saat terberatnya dalam hidup”.
“Ketika Trump menyatakan bahwa tak ada korban jiwa dalam serangan ini, kami saat itu memberitahukan faktanya kepada Presiden bahwa dia memang benar. Namun, saya merasa bahwa segalanya mulai goyah saat Gedung Putih berusaha mengatakan bahwa serangan itu gagal dan Iran tidak menghancurkan target-target kami. Saya merasa itu sangat berlebihan,” tutur Farah.
Menurutnya, sikap semacam ini bisa berujung kepada peremehan sebuah serangan yang telah menyebabkan serdadu-serdadu AS menderita cedera yang cukup signifikan.
“Gedung Putih terus bertanya kepada kami ‘bisakah kalian melaporkannya secara berbeda? Bisakah (laporan dipublikasikan) tiap 10 atau 15 hari sekali? Atau kita mengambil kesimpulan menyeluruh belakangan saja?’ Gedung Putih ingin agar kami tidak meng-update berita ini secara teratur. Berita-berita buruk diungkap sedikit demi sedikit,” papar Farah.
Ia mengaku tidak menyerah terhadap tekanan Gedung Putih ini. Farah berkata, ”Perasaan saya adalah bahwa jika ada sesuatu yang diajarkan pengalaman kepada saya, transparansi adalah kawan terbaik Anda dalam hal semacam ini.”