Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Oseania & Asia

Masa Bodoh Dituduh AS Langgar Perjanjian Nuklir, Beijing: Fitnah Konyol Berbahan Omong Kosong Bahkan Tak Layak Disangkal Apalagi Ditanggapi

POROS PERLAWANAN – China melalui Kementerian Luar Negerinya menyatakan bahwa pihaknya tidak perlu repot untuk menyangkal laporan dari Departemen Luar Negeri AS yang menuduh bahwa mereka mungkin telah memicu ledakan nuklir rahasia di sebuah lokasi pengujian bawah tanah tahun lalu.

Laporan yang pertama kali diterbitkan oleh Wall Street Journal pada hari Rabu, 15 April tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa China mungkin telah melanggar standar “hasil nol” atau “zero yield” untuk ledakan nuklir. Standar ini pada dasarnya melarang negara untuk membuat segala jenis reaksi ledakan berantai seperti yang digunakan dalam hulu ledak nuklir.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Beijing “mungkin” melanggar standar tersebut di lokasi uji coba nuklir Lop Nur milik China sepanjang tahun lalu, berdasarkan pada bukti pemantauan di sekitar lokasi.

“Kemungkinan persiapan China untuk mengoperasikan lokasi uji Lop Nur-nya sepanjang tahun, penggunaan ruang penyimpanan bahan peledak, aktivitas galian yang luas di Lop Nur, dan kurangnya transparansi pada aktivitas pengujian nuklirnya … meningkatkan kekhawatiran tentang kepatuhannya (China) terhadap standar hasil nol”, bunyi laporan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menolak tuduhan itu dan bersikeras bahwa Beijing tetap berkomitmen untuk moratorium uji coba nuklir. Dia juga menuduh AS membuat klaim palsu dan pada saat yang bersamaan Washington juga bersemangat untuk menyalahkan China atas pandemi virus Corona.

“China selalu mengadopsi sikap bertanggung jawab, dengan sungguh-sungguh memenuhi kewajiban internasional dan janji yang sudah diucapkan,” kata Zhao.

Seperti dilansir Press TV, ia juga menambahkan, “Tuduhan AS terhadap China terbuat dari ‘omong kosong’, yang sama sekali tidak berdasar dan tidak layak disangkal.”

Zhao juga menuduh AS bersikap munafik, merujuk pada keputusan Washington untuk menarik diri dari Traktat Angkatan Nuklir Jangka Menengah (INF) dan perjanjian internasional lainnya yang dimaksudkan untuk membatasi pengembangan senjata nuklir.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *