Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Menkeu Israel: Dengan Rasa Malu dan Pedih, Harus Diakui Kita telah Kalah

Menkeu Israel: Dengan Rasa Malu dan Pedih, Harus Diakui Kita telah Kalah

POROS PERLAWANAN – Menkeu Israel, Bezalel Smotrich pada Minggu 15 Oktober mengakui kekalahan Rezim Zionis.

“Para petinggi Israel dan instansi-instansi keamanan telah gagal melindungi warga kita,” kata Smotrich, diberitakan Fars.

“Dengan rasa malu dan pedih, kita harus mengakui kekalahan kita.”

Seiring berlanjutnya konfrontasi antara Perlawanan Palestina dan Militer Rezim Zionis, nilai mata uang Israel telah mencapai titik terendah sejak 2016 hingga sekarang. Dalam transaksi perdana pada Senin, nilai Shekel merosot hingga 0,4 persen dan memiliki nilai tukar 3,9544 di hadapan Dolar. Ini adalah kemerosotan terbesar Shekel dalam satu hari sejak Maret 2020. Hingga kini Shekel telah melemah hingga 11 kali di tahun 2023.

Saham dan obligasi di Tanah Pendudukan dalam beberapa hari terakhir juga terus berada di bawah tekanan. Bank Sentral Israel mengumumkan bahwa pihaknya terpaksa menjual 30 miliar Dolar mata uang asing di pasar bebas demi menstabilkan harga. Di sisi lain, media-media memberitakan antrean panjang orang-orang Zionis di toko-toko karena dihinggapi kecemasan kekurangan bahan pangan.

Setelah dimulainya Operasi Badai al-Aqsa oleh Brigade al-Qassam, banyak maskapai penerbangan dunia, termasuk Air France, KLM, Lufthansa, dan maskapai-maskapai AS, telah menghentikan penerbangan mereka ke Tel Aviv.

Pada Sabtu pagi 7 Oktober, Kelompok Perlawanan Palestina melancarkan operasi militer terkoordinasi bernama “Badai al-Aqsa”. Para pejuang Perlawanan melewati pagar pembatas Gaza dan memasuki permukiman-permukiman Zionis di dekat perbatasan. Dalam tempo kurang dari setengah jam, Perlawanan Palestina menembakkan lebih dari 5 ribu rudal ke arah Tanah Pendudukan, termasuk Tel Aviv.

Militer Israel dalam laporan evaluasi terhadap Operasi Badai al-Aqsa menyatakan bahwa antara 800 hingga 1.000 pejuang Palestina pada Sabtu 7 Oktober lalu bertolak dari 80 titik untuk menyerang 20 kibbutz (permukiman Zionis) dan 11 pangkalan militer Israel.

Di bagian lain laporannya, Militer Irsael menyatakan bahwa Hamas merancang rencana operasi ini lebih dari satu tahun lalu dan menyimpannya rapat-rapat.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *