Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Menteri Intelijen Iran Kunjungi Irak, Media-media Pro-AS Serentak Gencarkan Pemberitaan Menyimpang

Menteri Intelijen Iran Kunjungi Irak, Media-media Pro-AS Serentak Gencarkan Pemberitaan Menyimpang

POROS PERLAWANAN – Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi berkunjung ke Irak dan melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat senior negara tersebut. Seperti yang bisa diduga, kunjungan itu membuat gusar AS dan para anteknya di Irak dan Kawasan.

Dilansir al-Alam, media-media pro-AS meliput berita ini secara luas dan tak lupa menghubung-hubungkan sejumlah tujuan ke kunjungan itu; tujuan-tujuan yang bahkan tak pernah terlintas di benak tamu dan tuan rumah.

Di antara media-media itu adalah stasiun-stasiun televisi AS berbahasa Arab, seperti al-Hurra. Juga stasiun televisi Saudi dan UEA seperti al-Arabiya, al-Hadath, dan Sky News. Ada pula kanal-kanal al-Iraqiya dan al-Sharqiya, yang dikelola keluarga Saddam.

Media-media di atas mengerahkan upaya sedemikian rupa untuk mengesankan kunjungan Alavi ini lebih dari sebuah lawatan pejabat intelijen ke negara sahabat dan tetangganya.

Jelas bahwa AS tidak menyukai tiap hubungan erat antara negara-negara Kawasan yang mengabaikan kepentingan Israel. AS akan memerangi hubungan ini dengan semua kemampuannya, seperti hubungan Iran dengan Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman; negara-negara yang para sekutu regional AS seperti Saudi, UEA, dan Bahrain berupaya menghancurkannya.

Di lain sisi, AS bukan hanya menyambut hangat tiap hubungan yang menguntungkan Israel, tapi juga menekan negara-negara di Kawasan untuk menjalin hubungan semacam ini.

Contohnya adalah kesepakatan normalisasi yang dikesankan media-media AS dan sekutunya sebagai “hal yang sangat lumrah”. Lawatan pejabat-pejabat keamanan Israel ke negara-negara Arab, atau sebaliknya, untuk meneken berbagai kesepakatan juga dideskripsikan sebagai “hal yang relevan untuk perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemajuan Kawasan”.

Tidak diragukan bahwa kunjungan Menteri Intelijen Iran dan pertemuannya dengan Presiden dan PM Irak, juga para pejabat resmi lain, tidak disukai AS. Namun Irak menyambut baik, sebab keamanan Irak dan Iran saling berkaitan satu sama lain.

Sekeras apa pun upaya musuh-musuh dua negara ini, mereka tak akan bisa memutus kepentingan Irak dengan tetangganya yang memiliki hubungan erat geografis, historis, sosial, ekonomi, keagamaan, dan politis. Musuh tak akan mampu mengaitkan Irak dengan sebuah negara (AS) yang berjarak ribuan kilometer dan semua kebijakannya hanya demi kepentingan Rezim Zionis.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *