Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Narasi Kegagalan Israel Buru Penanggung Jawab Unit Rudal Hizbullah

POROS PERLAWANAN – Al-Mayadeen membeberkan detail terbaru terkait operasi khusus Militer Israel di masa Perang 33 Hari silam. Operasi yang dilancarkan pada 5 Agustus 2006 itu menargetkan sejumlah petinggi Hizbullah, terutama penanggung jawab Unit Rudal Hizbullah.

Diberitakan Fars, dalam wawancara dengan al-Mayadeen, petinggi Hizbullah dengan nama samaran Hajj Abbas itu menceritakan apa yang dialaminya pada hari tersebut. Hajj Abbas berkata bahwa ia bersama dua kawannya, Ibrahim Khalil Hamadah dan Hajj Nabil, berlindung di sebuah komplek apartemen semiaman al-Roz, usai menembakkan rudal pertama ke arah al-Khedira dan sekitar Tel Aviv.

“Pada hari itu, saya bersama 2 teman merayakan keberhasilan menembakkan rudal setelah berusaha selama 72 jam. Sekitar pukul 12 malam, saya tertidur. Tapi sekitar pukul 03.30 dini hari, saya terbangun karena mendengar suara terbukanya kunci di pintu apartemen tempat kami berlindung.”

“Setelah saya menyadari apa yang terjadi, saya melihat pasukan Israel menyerbu apartemen. Sebab itu, saya berusaha meloncat dari balkon. Namun saya terkejut melihat 15 serdadu Israel yang ditempatkan di bawah. Saya lalu menembaki mereka dan melukai sekitar 7-8 serdadu di bagian kepala atau bahu.”

“Syahid Abu Hamadah terbangun saat mendengar suara tembakan. Dia lalu terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di lorong apartemen hingga akhirnya gugur.”

“Pasukan Israel lalu menghampiri Syahid Nabil, yang posisinya lebih dekat dengan mereka. Ia ditawan dan ditanya tentang target mereka (yaitu saya). Jelas bahwa dia tidak menjawab. Oleh karena itu, mereka lalu menembak ke arah tangga apartemen. Dikarenakan banyaknya serdadu Israel yang terluka serta erangan dan darah yang menggenangi apartemen dan bagian luarnya, mereka mengubah srategi untuk mengevakuasi serdadu yang terluka. Mereka pun mundur. Namun sebelumnya, mereka melempar bom asap ke seluruh kamar apartemen.”

“Tak satu pun dari bom asap itu yang membuat saya mengalami cedera serius. Ketika saya merasa mereka keluar dari apartemen, saya memutuskan untuk menyibukkan mereka sampai saya yakin bahwa Syahid Abu Ali Hamadah dan Hajj Nabil tidak ditawan mereka. Saya pun meninggalkan apartemen dan pergi ke arah perkebunan sekitar aparteman,” tutur Hajj Abbas.

Komandan lapangan operasi tersebut mengakui bahwa satu cacat dalam operasi tersebut adalah pasukan Israel tidak memiliki foto Hajj Abbas. Informasi yang dimiliki sebatas menunjukkan bahwa buronan mereka adalah “pria gundul berjenggot dan tinggi badan sekitar 1,9 meter”. Pasukan Israel tidak memiliki informasi operasional lebih dari itu.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *