Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Negara-negara Kawasan Paham Kekuatan Regional yang Sesungguhnya adalah Iran, Bukan Israel

Negara-negara Kawasan Paham Kekuatan Regional yang Sesungguhnya adalah Iran, Bukan Israel

POROS PERLAWANAN – Stasun televisi al-Mayadeen melaporkan, negara-negara di Timur Tengah kini telah menyadari bahwa Iran, dan bukan Israel, yang merupakan kekuatan regional.

Dilansir Fars, al-Mayadeen menyinggung tulisan di situs Israel Defense terkait masalah ini. Stasiun televisi Lebanon ini menyatakan, Israel di Timur Tengah digambarkan sebagai macan kertas. Kegagalan Pemerintah AS dalam menekan Iran dan berlanjutnya program nuklir Iran yang disusul perubahan dalam Pemerintahan (Iran) telah menyebabkan negara-negara Kawasan memandang Teheran sebagai kekuatan regional, bukan Tel Aviv.

Al-Mayadeen memberitakan, rencananya Saudi akan mengirim utusan untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Iran. Sebab pada akhirnya, Saudi menyadari bahwa perang yang disulutnya dengan senjata-senjata modern Barat atas Yaman akan membahayakan industri minyak dunia, dengan hanya dipijitnya satu tombol di Teheran. Bahkan sistem pertahanan udara Patriot pun tak bakal sanggup membantu Riyadh.

Dalam kelanjutan laporan al-Mayadeen disebutkan, media-media Zionis mengabarkan pergerakan Mesir dan Saudi untuk mendekati Iran melalui Irak dan Afrika, juga jalur laut, terutama Terusan Suez dan Selat Bab al-Mandeb.

Di kancah internasional, China juga serius menjalin hubungan hangat dengan Iran. Kendati ada sanksi-sanksi dari AS, Beijing masih terus membeli minyak dari Teheran.

Al-Mayadeen menambahkan, AS di masa Donald Trump terlalu memiliki banyak khayalan tentang Iran. Kini AS pun menjadi pemain lain yang putus harapan, sebab Iran telah menjadi semakin kuat dengan adanya program militer dan uranium yang dikayakan.

“Iran telah keluar dari Tekanan Maksimum… Kebijakan Tekanan Maksimum memang cukup banyak memukul ekonomi Iran. Namun orang-orang Iran mampu menunjukkan kekuatan besarnya dalam bertahan”.

“Di sisi lain, 4 tahun era Trump sudah berakhir, tanpa adanya konfrontasi militer AS versus Iran. Hal ini memperkuat pandangan bahwa AS gentar untuk berperang melawan Iran, terutama usai kekalahan-kekalahannya di Irak dan Afghanistan”, tandas al-Mayadeen.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *