Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia

Pangkalan Militer AS di Mana pun adalah Biang Kekacauan dan Sumber Masalah

Pangkalan Militer AS di Mana pun adalah Biang Kekacauan dan Sumber Masalah

POROS PERLAWANAN – Baru-baru ini, aksi amoral para serdadu AS di kota pesisir Busan, Korsel, membuat warga kota tersebut ketakutan, karena para serdadu itu mengusik ketenangan kota dengan dalih perayaan Hari Nasional AS. Masalah ini kembali mencuatkan sejumlah problem yang diakibatkan keberadaan pangkalan-pangkalan AS di Korsel dan Jepang.

Dikutip Fars dari kantor berita Yonhap, pada hari Sabtu 4 Juli lalu para serdadu AS melemparkan petasan ke arah warga dan bangunan di dekat pantai Haeundae, Busan. Mereka bahkan mengolok-olok polisi dan memicu berbagai keributan. Akibat perbuatan mereka, 70 warga Busan pun mengadukan para serdadu AS itu ke polisi.

Menurut Yonhap, polisi berusaha menghalangi permainan kembang api serdadu AS, yang berkerumun di pantai di tengah pandemi Corona dan tanpa memerhatikan protokol social distancing. Meski demikian, para serdadu AS itu tak mengindahkan peringatan polisi dan tetap melanjutkan permainan kembang api mereka.

Tampaknya penduduk Korsel juga mesti menghadapi problem yang dialami tetangga mereka di Jepang selama beberapa dekade.

Penduduk Jepang sudah kerap mengadakan demo dan menuntut penutupan pangkalan militer AS di negara mereka. Sebab utamanya adalah karena serdadu AS sering melakukan berbagai aksi kriminal, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan terhadap penduduk lokal.

Pada tahun 2016 lalu, pulau Okinawa dilanda demo terbesar dalam dua dekade terakhir. Lebih dari 65 ribu pendemo mengutuk pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan seorang serdadu AS terhadap gadis Jepang berusia 20 tahun.

Para pendemo juga memprotes keberadaan Tentara AS dan tindak kriminal mereka di Jepang. Mereka menuntut revisi atas UU yang mengatur hukum pengadilan atas personel Tentara AS di Jepang.

Belum lama berselang setelah kasus pembunuhan dan pemerkosaan tersebut, para serdadu AS justru melakukan kejahatan yang lebih biadab. Saat itu, sejumlah serdadu AS memperkosa seorang siswa perempuan di sekolah lokal. Namun para petinggi Jepang tak kuasa menangkap dan mengadili para pelaku.

Awalnya, penduduk Korsel dan Jepang “hanya” memprotes polusi suara, pencemaran lingkungan hidup, dan kerusuhan yang disebabkan pangkalan militer AS di negara mereka. Namun kini mereka juga memprotes kejahatan seperti pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan Tentara AS.

Realita pahit terkait pangkalan-pangkalan AS ini ibarat kanker yang menyebar di seluruh dunia, kendati ada sedikit perbedaan dalam sejumlah detailnya.

Pangkalan-pangkalan tersebut dibuat dengan dalih “memberikan bantuan, mengantisipasi ancaman, dan perang terhadap terorisme.”

AS memilih Okinawa, karena pulau ini terletak di sekitar Laut Timur China, sehingga sangat strategis untuk mengamati pergerakan China. AS sendiri telah menduduki Okinawa sejak Perang Dunia II hingga tahun 1972. Pendudukan ini masih terus berlanjut dengan berbagai label dan dalih.

Semua fakta pahit ini telah disaksikan penduduk Irak. Sebab itu, rakyat Irak bersikeras untuk mengusir Tentara AS dan menolak semua dalih-dalih yang diajukan Washington; dalih-dalih yang sebelum ini juga telah digunakan AS di Jepang, Korsel, dan negara-negara lain.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *