Loading

Ketik untuk mencari

Afrika

Paris Bantah Permintaannya Ditolak Aljir, Legislator Aljazair: Prancis Ingin Tutupi Rasa Malunya

Paris Bantah Permintaannya Ditolak Aljir, Legislator Aljazair: Prancis Ingin Tutupi Rasa Malunya

POROS PERLAWANAN – Pemerintah Prancis baru-baru ini meminta dari Aljazair untuk menggunakan zona udaranya demi melakukan intervensi militer ke Niger. Namun Otoritas Aljazair menolaknya mentah-mentah.

Diberitakan Fars, demi menutup-nutupi masalah ini, Prancis secara umum membantah pernah mengajukan permintaan tersebut. Bantahan ini direspons oleh 2 anggota Parlemen Aljazair. Wakil Ketua Parlemen, Moussa Kharfi mengatakan bahwa negaranya tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan zona udara Aljazair untuk menyerang Niger atau negara-negara lainnya.

“Niat Prancis sehubungan dengan intervensi militer di Niger sudah diketahui. Prancis berusaha melakukan intervensi ini dengan segala cara. Bahwa Prancis membantah pernah meminta untuk menggunakan zona udara Aljazair, itu disebabkan negara ini merahasiakan rencana untuk menyerang Niger atau telah membatalkan rencana ini,” kata Kharfi kepada Sputnik.

Kharfi menyatakan bahwa era dikte-dikte dari Prancis sudah berakhir, seraya menambahkan, ”Aljazair mengambil keputusan-keputusannya tanpa dikte apa pun. Kami sudah terbiasa berseteru dengan Prancis. Sebagaimana halnya musim-musim tahun selalu berubah, level-level hubungan juga berubah-ubah.”

Anggota Parlemen Aljazair lainnya, Ali Rabij mengatakan, ”Radio Aljazair tidak menyiarkan informasi yang salah. Ini berarti bahwa bantahan Prancis dilakukan hanya demi menjaga martabat negara ini. Aljazair tidak akan mengizinkan zona udaranya digunakan untuk melancarkan serangan apa pun ke Niger.”

Menurut Rabij, sikap Aljazair ini sudah bisa diduga. Ia mengatakan, ”Aljazair menentang segala bentuk intervensi militer di Niger. Prancis menyangka bahwa permintaannya tidak akan dtolak, namun tekad politik Aljazair secara serentak menyerukan agar tidak terlibat dalam intervensi militer ke Niger,” tandasnya.

Presiden Niger, Mohammed Bazoum dikudeta pada 26 Juli oleh Pasukan Pengawal Kepresidenan karena dituding melakukan korupsi dan mengabaikan kondisi negara. Sekarang Bazoum beserta istri dan anaknya berstatus sebagai tahanan rumah.

Setelah Bazoum digulingkan dan Dewan Militer Niger pimpinan Abdourahmane Tchiani berkuasa, Masyarakat Ekonomi Negara-negara Barat Afrika (ECOWAS) atas tekanan AS dan Prancis menyatakan jika Militer Niger tidak segera mengembalikan Bazoum ke tampuk kekuasaan, ECOWAS akan melakukan intervensi militer di negara tersebut. Nigeria adalah salah satu negara yang mendukung intervensi militer di Niger.

Setelah Prancis menyatakan dukungannya terhadap intervensi militer di Niger, Burkina Faso dan Mali memperingatkan soal potensi serangan militer sejumlah negara Afrika dan Prancis ke Niger. Mereka menegaskan bahwa intervensi militer di Niger sama saja dengan deklarasi perang terhadap 2 negara ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *