Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Paus Fransiskus: Rezim ‘Rasis’ Barat Lebih Sambut Pengungsi Ukraina daripada Negara Lain

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Paus Fransiskus mengatakan rasisme berada di balik fakta bahwa banyak negara Barat lebih menyambut pengungsi Ukraina daripada mereka yang berasal dari bagian lain dunia.

Berbicara di stasiun televisi Italia RAI pada Jumat, Kepala Gereja Katolik itu mengatakan bahwa perlakuan semacam itu ternyata membuktikan bahwa “kita adalah rasis”.

Paus menekankan bahwa Barat juga memisahkan para pengungsi berdasarkan sumber asal mereka.

“Para pengungsi itu terbagi-bagi. Kelas satu, kelas dua, berdasarkan warna kulit, apakah Anda berasal dari negara maju atau non-maju,” kata Kepala Gereja Katolik itu kepada RAI.

“Kita rasis… dan itu buruk,” tambahnya. “Ada juga kemarahan atas dugaan diskriminasi terhadap penduduk Afrika di Ukraina di perbatasan.”

Kepala Negara berdaulat Kota Vatikan itu juga menekankan bahwa meskipun setiap negara merdeka memiliki hak untuk mempertahankan status keamanannya, sangat penting bahwa mereka menghindari “pengabaian umum” perdamaian.

“Kita hidup sesuai dengan gagasan di mana kita saling membunuh karena kebutuhan akan kekuasaan, untuk keamanan, untuk banyak hal,” kata Paus.

Paus menambahkan bahwa dia memahami kepentingan Pemerintah “yang membeli senjata” tetapi dia “tidak menyetujuinya”.

Saat melaporkan krisis Ukraina, media Barat menggunakan “istilah mengejutkan” untuk menggambarkan pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari rumah mereka selama konflik.

Di BBC News, Wakil Kepala Jaksa Ukraina David Sakvarelidze mengatakan bahwa dia sangat emosional melihat “orang-orang Eropa dengan mata biru dan rambut pirang dibunuh setiap hari”.

Di CBS News, koresponden asing Charlie D’Agata saat melaporkan dari Kiev mengatakan, “Ini adalah kota yang relatif beradab dan Eropa di mana Anda tidak akan mengharapkan atau berharap itu akan terjadi.”

Dia juga mengatakan bahwa ini bukan “Irak atau Afghanistan” –negara-negara yang telah menderita konflik tanpa akhir.

D’Agata kemudian meminta maaf dalam sebuah siaran.

Dengan “terus terang” seorang koresponden NBC News mengatakan, “Ini bukan pengungsi dari Suriah, ini adalah pengungsi dari negara tetangga Ukraina… ini adalah orang Kristen, mereka berkulit putih, mereka… um… sangat mirip dengan orang-orang yang tinggal di Polandia.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *