Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

‘Pedang al-Quds’ Gagalkan Proyek Propaganda Miliaran Dolar untuk Kesankan Poros Perlawanan sebagai ‘Monster’

POROS PERLAWANAN – Ismail Haniyeh menyatakan bahwa perang “Pedang al-Quds” adalah sebuah titik balik penting dalam sejarah perjuangan melawan Rezim Zionis.

Hal ini disampaikan Ketua Kantor Politik Hamas dalam seminar “Saif al-Quds Bawwabah al-Tahrir”, yang diadakan Himpunan Ulama Palestina, Minggu 22 Agustus kemarin.

Dikutip Fars dari kantor berita SAMA, Haniyeh berkata bahwa perang ini membuktikan Quds sebagai poros perang terhadap Musuh Zionis.

Haniyeh menolak opsi-opsi perundingan, tawar-menawar, dan pengakuan eksistensi Rezim Zionis. Ia berkata, ”Perlawanan adalah opsi strategis (kami).”

“Quds dan Poros Perlawanan adalah jalur persatuan. Kita telah melihat bagaimana semua lapisan rakyat Palestina mengitari Quds dan Poros Perlawanan. Masalah Palestina adalah masalah umat, bukan masalah bangsa (Palestina),” tandasnya.

Ia menambahkan, perang “Pedang al-Quds” telah menggagalkan semua upaya untuk mencitrakan Poros Perlawanan sebagai “monster” serta melemahkan nurani Arab dan Islam terkait Palestina.

Haniyeh menegaskan, miliaran dolar yang telah dianggarkan untuk proyek ini telah terbuang percuma.

Perang “Pedang al-Quds” terjadi pada bulan Mei silam, yang merupakan reaksi atas agresi Rezim Zionis kepada kesucian Quds. Dalam perang itu, para pejuang Palestina menembakkan lebih dari 4 ribu rudal ke Tanah Pendudukan.

Ia pun menolak tegas normalisasi hubungan dan koordinasi keamanan dengan Rezim Zionis. Haniyeh berkata bahwa itu bukan pilihan bangsa Palestina.

Dalam rangka peringatan pembakaran Masjid Aqsa ke-52 oleh Israel, Haniyeh berkata bahwa pembakaran ini adalah awal dari pembakaran-pembakaran yang terjadi di Quds dan Palestina.

Sekelompok ekstremis Zionis pada 21 Agustus 1969 membakar Masjid Aqsa, yang merupakan kiblat pertama Umat Islam. Rezim Zionis mengaitkan aksi ini kepada seorang Yahudi Australia bernama Denis Michael Rohan. Dia diadili dalam sebuah pengadilan sandiwara, lalu dibebaskan dengan dalih ia menderita sakit jiwa.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *