Loading

Ketik untuk mencari

Afrika Amerika

Peristiwa Langka, Pentagon Akhirnya Akui Serangan Udaranya Bunuh Warga Sipil Somalia Setelah Sekian Lama Berkelit Ingkari Fakta

POROS PERLAWANAN – Pentagon akhirnya mengakui bahwa setidaknya dua warga sipil tewas dan tiga lainnya cedera dalam serangan udara oleh militer AS yang dilancarkan awal tahun lalu di Somalia. Padahal sudah sejak lama kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh militer AS menutupi fakta tersebut.

Pengakuan langka ini diumumkan melalui sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Komando Afrika AS (AFRICOM) pada Senin, 27 April.

“Sangat disayangkan, dua warga sipil tewas dan tiga lainnya cedera dalam serangan udara Februari 2019. Kami sangat menyesal ini terjadi,” kata Komandan AFRICOM, Jenderal Angkatan Darat AS Stephen Townsend seperti dilansir Press TV.

Serangan udara mematikan itu dilaporkan dilakukan di sekitar Qunyo Barrow, di wilayah Shabeellaha Hoose, Somalia Selatan.

Ini adalah insiden kedua yang diketahui, ketika AFRICOM mengakui pembunuhan warga sipil di Somalia. Insiden pertama terjadi pada bulan April 2018 di daerah El Buur di Somalia tengah, saat AFRICOM melaporkan mereka secara tidak sengaja membunuh dua warga sipil.

Amerika Serikat telah secara rutin melakukan serangan udara di Somalia selama bertahun-tahun.

Kebijakan pemerintahan Trump untuk sedikit “melonggarkan” aturan operasi untuk mencegah jatuhnya korban sipil sepertinya tidak begitu efektif.

AFRICOM mengungkapkan telah melakukan 63 serangan tahun lalu, naik dari rekor sebelumnya yaitu 47 pada 2018.

Tahun lalu, Amnesty International merilis laporan yang menyebutkan jumlah korban sipil akibat serangan udara oleh militer AS mencapai 14 orang sejak 2017 di Somalia saja. Belum termasuk di Libya yang juga sering menjadi sasaran serangan udara oleh AFRICOM.

Selama bertahun-tahun, AFRICOM membantah tuduhan dari para aktivis dan organisasi HAM dengan menyatakan bahwa tidak ada warga sipil yang terbunuh dalam serangan udara AS di Somalia.

AFRICOM telah lama bersikeras bahwa mereka “hanya” membasmi “teroris” yang sebagian besar direkrut oleh kelompok al-Shabaab. Padahal faktanya, warga sipil merupakan sebagian besar yang menjadi korban dari target serangan udara tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *