Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia

Picu Tensi Militer di Laut China Selatan, Kapal Induk AS dalam Intaian Rudal Ultramodern Beijing

Picu Tensi Militer di Laut China Selatan, Kapal Induk AS dalam Intaian Rudal Ultramodern Beijing

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, seiring pergerakan terbaru AS dan latihan militer kapal-kapal induknya di Laut Filipina, sumber-sumber tepercaya mengabarkan Tentara China mengawasi kondisi ini sepenuhnya.

Menurut sumber-sumber tersebut, kapal-kapal induk AS berada dalam jangkauan rudal-rudal ultramodern China.

Global Times melaporkan, para pejabat dan analis menyebut Laut China Selatan berada di bawah kendali Tentara China. Semua pergerakan kapal induk di kawasan itu diawasi oleh Tentara China, yang telah dilengkapi dengan berbagai perangkat perang antikapal induk AS, seperti rudal Dongfeng 21 dan 26. Rudal-rudal ini dikenal sebagai “pembunuh kapal induk.”

Baru-baru ini, Washington telah meningkatkan kehadiran militernya di perairan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik di tengah ketegangan dengan Beijing.

Komando Armada Samudera Pasifik AS dalam statemennya mengumumkan, kapal USS Nimitz dan USS Ronald Reagan tengah melakukan operasi di Laut Filipina. Kapal dan pesawat yang tergabung dalam tim kapal induk ini juga menjalankan misi terkoordinasi sejak 28 Juni lalu di perairan internasional.

Sejumlah sumber mengabarkan, AS telah membentuk sebuah front dengan India dan beberapa negara lain untuk menghadapi China.

Kabarnya, India, Jepang, AS, dan Australia tengah melakukan pembicaraan guna membentuk front yang akan melawan Angkatan Laut China.

Analis senior Pusat Penelitian Angkatan Laut China, Zhang Junshe mengatakan AS kerap mengirim kapal induk dan jet tempurnya ke Laut China Selatan dengan dalih operasi keamanan maritim. AS disebut Junshe telah melanggar kedaulatan negara-negara di Kawasan. Ia menilai, AS adalah dalang utama di balik terciptanya kondisi ketegangan militer di Laut China Selatan.

RAND, sebuah institut AS yang bermarkas di California, pada tahun 2015 menyatakan, sebuah kapal induk AS bisa ditenggelamkan oleh 50 rudal antikapal, Dongfeng 21. Padahal China dikabarkan memiliki ratusan rudal Dongfeng, juga varian rudal-rudal lainnya.

Sebelum ini, majalah AS, Forbes, menyatakan, jika AS terlibat dalam pertempuran panjang dengan China, Angkatan Laut Paman Sam tak akan mampu memperbaiki atau menggantikan kapal-kapal yang tenggelam atau rusak dengan kapal-kapal baru.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *