Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Pilpres Suriah, Kemenangan Politik yang Sepadan dengan Kemenangan Militer

Pilpres Suriah, Kemenangan Politik yang Sepadan dengan Kemenangan Militer

POROS PERLAWANAN – Situs Lebanon, al-Ahed, dalam analisisnya membahas berbagai aspek kemenangan politik Suriah dengan berlangsungnya Pilpres di negara itu. Al-Ahed menyebut bahwa kemenangan politik ini sepadan dengan kemenangan militer Damaskus.

“Seorang pengamat politik tidak perlu menunggu hasil pemungutan suara dalam Pilpres Suriah, yang berlangsung pada Rabu 26 Mei lalu, untuk mengetahui dampak dan pengaruh Pilpres ini. Kita di sini tidak membicarakan jati diri pemenang Pilpres, meski slogan dan yel-yel para pemilih mengisyaratkan kemenangan telak Dr. Bashar Assad.”

“Yang kita bicarakan di sini adalah kekalahan mereka yang telah bertaruh soal minimnya animo rakyat Suriah untuk berpartisipasi dalam Pilpres, keraguan soal legalitas Pilpres, dan upaya untuk menghalangi rakyat Suriah dari memilih pemimpin mereka.”

“Dari sisi waktu, Pilpres (kemarin lusa) berjarak 7 tahun dari Pilpres tahun 2014. Dalam rentang waktu ini, Suriah berhadapan dengan beragam tantangan yang mengancam eksistensi dan kesatuannya. Pemerintah Suriah telah kehilangan banyak dari tanah dan sumber-sumber (alamnya). Tentara dan rakyat Suriah juga telah mempersembahkan banyak martir dan korban luka. Kerugian besar juga menimpa ekonomi negara ini.”

“Namun Tentara Suriah dengan bantuan para sekutunya sukses meraih berbagai kemenangan dan berhasil menang di sebagian besar front. Namun perang-perang ini masih belum berhenti ketika perang ekonomi besar dimulai atas Suriah. UU Caesar, yang mengembargo dan memblokade Suriah atas pilihan nasional mereka, hanyalah salah satu dari tahap perang (ekonomi) ini.”

“Barangkali Pilpres Suriah dan besarnya animo rakyat untuk hadir di pos-pos pemungutan suara telah mengejutkan banyak pihak. Namun kejutan ini tidak dimulai pada hari H, namun sejak beberapa hari sebelumnya, yaitu ketika pusat-pusat pemungutan suara di luar Suriah telah dibuka bagi warga Suriah yang tinggal di luar negeri. Antusiasme warga Suriah di luar negeri begitu tinggi, sehingga memaksa sejumlah negara Barat untuk menghalangi penyelenggaran Pilpres di wilayah mereka. Salah satunya adalah Jerman, padahal dibandingkan negara-negara Eropa lain, sebagian besar pengungsi Suriah berada di negara itu.”

“Partisipasi massif ini membuat identitas pemenang Pilpres menjadi sebuah ‘masalah sekunder’, selama para kandidat adalah mereka yang tidak meninggalkan Suriah. Namun, kemenangan Dr. Assad akan melengkapi kesuksesan ini, (sebab menunjukkan bahwa) yang dipilih rakyat Suriah adalah orang yang telah memenangi perang militer dan dia adalah orang terkuat untuk menghadapi tantangan-tantangan mendatang, serta bisa menyelamatkan Suriah.”

“Pilpres Suriah tahun 2021 telah menyingkap tirai dari tahun-tahun perang di negara tersebut. Dengan partisipasi massif di pos-pos pemungutan suara, rakyat Suriah telah menyatakan, ’Sebagaimana kami telah menang dalam perang militer, kami juga menang di perang politik. Opsi-opsi kami di sini sudah jelas dan tak akan berubah’.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *