Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Palestina

Presiden Chile Tolak Surat Tugas Dubes Israel

Presiden Chile Tolak Surat Tugas Dubes Israel

POROS PERLAWANAN – Presiden Chile, Gabriel Boric diberitakan menolak untuk menerima surat tugas Dubes baru Rezim Zionis.

Dikutip Fars dari Haaretz, di saat Dubes baru Israel telah masuk Istana Kepresidenan Chile untuk menyerahkan surat tugasnya, Boric membatalkan seremoni diplomatik tersebut.

Menurut Haaretz, seremoni itu dibatalkan karena Presiden Chile diberi tahu bahwa Tentara Israel telah membunuh seorang pemuda Palestina berusia 17 tahun di utara Tepi Barat.

Kemenkes Palestina pada Kamis lalu mengumumkan, seorang pemuda Palestina bernama Uday Saleh gugur karena ditembak serdadu Israel, sementara 3 orang lainnya terluka.

Haaretz menyatakan bahwa seremoni penyerahan surat tugas itu ditunda hingga bulan depan. Kedubes Israel mengklaim, Otoritas Chile telah meminta maaf atas penundaan ini.

Boric sendiri dikenal dengan sikap anti-Zionisnya. Boric (35 tahun), yang tercatat sebagai presiden termuda dalam sejarah Chile, bakal memimpin negara Latin itu usai mendapatkan 56 persen suara dalam Pilpres akhir tahun lalu.

Rai al-Youm membeberkan kecemasan Israel atas kemenangan Boric, sebab dia adalah salah satu pendukung keras Palestina dan gerakan BDS (Boycott, Divesment, and Sanctions) yang anti-Zionis.

Rai al-Youm menyebut Boric sebagai “Hugo Chaves 2021”. Sejumlah analis dan spesialis Israel telah melayangkan peringatan soal bahaya kemenangan Boric bagi Rezim Zionis. Dengan melihat sikap Boric dan tudingannya soal genosida yang dilakukan Israel, penilaian di Tel Aviv menunjukkan bahwa dukungan Boric bukan hanya terbatas untuk rakyat Palestina saja, tapi pada dasarnya ia benar-benar anti-Israel.

“Kemenangan Boric adalah kabar buruk untuk Israel, sebab sayap kiri radikal di Amerika Latin menganggap diri mereka sebagai musuh Yahudi dan menyebut Yahudi sebagai abdi imperialisme Israel. Seiring berlalunya waktu, negara-negara Amerika Latin menjadi anti-Israel. Mereka mengusung slogan bahwa Israel melakukan kebijakan apartheid atas orang Palestina, yang merupakan pertemuan kepentingan antara kekerasan dan ‘radikalisme ideologi’ melalui Kuba, Nikaragua, dan Venezuela”, tulis jurnalis Israel Hayom, Amnon Lord.

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *