Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Provokasi Suriah, Militer Israel Pindahkan Tank-tanknya ke Dataran Tinggi Golan

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, militer Israel telah memindahkan tank-tanknya ke Dataran Tinggi Golan, sebuah area seluas 500 mil persegi dengan kepentingan strategis, dalam sebuah langkah provokatif yang berbahaya.

Dalam sebuah laporan pada Selasa, Rusiya Al-Yaum (RT Arabic) melaporkan bahwa rezim Tel Aviv telah mengirim “sejumlah besar tank” ke dataran tinggi berbatu yang saat ini berada di bawah pendudukan ilegal Israel.

Perkembangan tersebut terjadi setelah pengumuman oleh Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett bahwa jumlah pemukim Israel akan berlipat ganda di Dataran Tinggi Golan, dan menyebutnya sebagai “tujuan strategis”.

Dalam sambutannya pada Senin, Bennett mengatakan bahwa dalam enam minggu rezimnya akan mempresentasikan rencana untuk meningkatkan populasi, termasuk pembangunan dua unit permukiman baru di wilayah yang diduduki. Tujuan akhirnya, dia menekankan, adalah untuk mencapai populasi 100.000 pemukim, hampir empat kali lipat populasi saat ini yang sekitar 27.000.

Sebagai tanggapan, Suriah kembali menegaskan haknya untuk merebut kembali wilayah yang diduduki.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan Dataran Tinggi Golan akan “kembali ke pelukan Ibu Pertiwi cepat atau lambat”, menambahkan bahwa “tidak ada cara lain”.

Dalam pidatonya pada pertemuan Gerakan Non-Blok (GNB) pada Senin, Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mikdad menyoroti hak negaranya untuk membangun kembali kendali atas Dataran Tinggi Golan. Dia mengatakan Suriah memiliki “setiap hak” untuk tujuan itu.

Diplomat top Suriah itu menyatakan bahwa Damaskus akan melakukan segala upaya untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Israel dan untuk memerangi terorisme, sambil menyerang Amerika Serikat, Turki dan rezim Israel.

Awal pekan ini, warga Suriah berunjuk rasa di Dataran Tinggi Golan untuk memprotes rencana rezim Israel untuk membangun unit permukiman dan menggandakan jumlah pemukim di daerah tersebut.

Pada tahun 1967, Israel mengobarkan perang skala penuh terhadap wilayah Suriah, di mana mereka menduduki sebagian besar wilayah Golan dan mencaploknya empat tahun kemudian –sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Pada tahun 1973, perang lain pecah; dan setahun kemudian gencatan senjata yang ditengahi PBB mulai berlaku, yang menurut kesepakatan Tel Aviv dan Damaskus untuk memisahkan pasukan mereka dan membuat zona penyangga di Dataran Tinggi. Namun, Israel selama beberapa dekade terakhir membangun lusinan permukiman ilegal di Golan yang bertentangan dengan seruan internasional agar rezim menghentikan kegiatan konstruksi ilegalnya.

Suriah telah berulang kali menegaskan kembali kedaulatannya atas Golan, dengan mengatakan wilayah itu harus sepenuhnya dikembalikan ke kendalinya.

PBB juga berulang kali menekankan kedaulatan Suriah atas wilayah tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *