Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Proyek Teror: Senjata Israel Hancurkan Perlawanan Namun Hasilnya Terbalik

royek Teror: Kebijakan Israel Hancurkan Perlawanan Namun dengan Hasil Terbalik

POROS PERLAWANAN– Sejak diciptakan pada tahun 1948 hingga sekarang, Rezim Zionis identik dengan terorisme negara dan penyingkiran para penentangnya secara fisik. Dalam rangka mewujudkan “prevensi” dan bertahan di hadapan negara-negara Arab, Israel berkali-kali menggunakan senjata “teror”, selain perang klasik.

Dilaporkan Tasnim, buku “Rise and Kill First” karya jurnalis dan analis masalah militer-keamanan, Ronen Bargman adalah salah satu karya tulis terbaik untuk menunjukkan sejarah dan filosofi teror dalam gerakan Zionisme. Operas Badai al-Aqsa yang mengejutkan dan kegagalan intelijen Biro-biro keamanan Israel telah mendorong Tel Aviv kembali menggunakan proyek teror terhadap para pimpinan politik dan komandan Perlawanan Palestina.

Salah satu korban proyek teror Rezim Zionis adalah pendiri Jihad Islam, Syahid Fathi Shaqaqi. Penulis buku “Imam Khomeini: Solusi dan Alternatif Islam” ini kembali ke Tanah Airnya melalui Mesir pada tahun 1981.

Shaqaqi diteror oleh 2 pengendara motor di depan hotel tempat ia menginap di pulau Malta usai menghadiri konferensi di Libya. Ia gugur pada tanggal 26 Oktober 1995.

Pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, Syekh Ahmad Ismail Hasan Yasin adalah salah satu target teror Israel lainnya. Ia gugur akibat serangan rudal dari helikopter Israel pada dini hari 22 Maret 2004. Menurut laporan Radio Israel, PM Ariel Sharon sendiri yang secara langsung mengawasi operasi teror tersebut.

Selain para pimpinan politik dan komandan militer, para ilmuwan juga menjadi target yang digemari Rezim Zionis. Selama 7 dekade terakhir, banyak ilmuwan Mesir, Iran, Suriah, Irak, dan selainnya yang diteror Israel lantaran berperan dalam pengembangan teknologi militer-nuklir.

Meski demikian, proyek teror selama bertahun-tahun ini bukan hanya tak mampu melemahkan Perlawanan di Palestina, bahkan justru mendorong generasi baru dan kawula muda di Gaza dan Tepi Barat untuk memilih cara perlawanan menghadapi Rezim Zionis.

Beberapa hari lalu, Kepala Shin Bet, Ronen Bar secara terang-terangan bicara soal rencana Israel untuk menargetkan para pimpinan Hamas di Lebanon, Turki, dan Qatar.

Ancaman Bar ini mengingatkan kita kepada skuad teror Zionis usai kejadian Olimpiade Munich tahun 1972. Otoritas Israel menyangka bahwa ancaman teror bisa memengaruhi tekad dan keputusan pimpinan Hamas serta Jihad Islam. Namun mereka tidak memahami secara mendalam budaya syahadah yang begitu mengakar di tengah para pejuang Palestina.

Dengan kata lain, proyek teror bukan hanya tidak akan melemahkan tekad bangsa Palestina, tapi justru akan semakin mengobarkan semangat perlawanan di tengah generasi baru.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *