Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Rai al-Youm: Anggap Masalah Palestina Tak Ada Nilainya, Saudi Lebih Bernafsu Resmikan Normalisasi dengan Israel

Rai al-Youm: Anggap Masalah Palestina Tak Ada Nilainya, Saudi Lebih Bernafsu Resmikan Normalisasi dengan Israel

POROS PERLAWANAN – Situs Rai al-Youm memuat artikel penulis Palestina Hamad Sabah, yang menyebut bahwa Saudi dan Israel akan meresmikan normalisasi dalam waktu dekat.

Dilansir Fars, Sabah menilai bahwa Rezim Saudi sangat berhasrat untuk segera menormalisasi hubungan dengan Israel. Sinyal-sinyal hasrat ini muncul di sejumlah momen.

Sabah lalu menyinggung statemen mantan Kepala Badan Intelijen Saudi, Bandar bin Sultan pada Oktober 2020. Saat itu Bin Sultan berkata bahwa sudah saatnya Saudi melihat kepentingannya dalam menormalisasi hubungan dengan Israel.

Sinyal lain yang disebut Sabah adalah pengakuan Mesir soal kedaulatan Saudi atas kepulauan Tiran dan Sanafir, yang berfungsi untuk membuat hubungan geografis langsung antara Saudi dan Israel.

Sinyal berikutnya adalah keterlibatan korporasi-korporasi Israel dalam proyek kota NEOM di Saudi, yang akan menjadi pusat pertemuan ekonomi, perdagangan, dan pariwisata kedua belah pihak.

Sabah mengutarakan keheranannya terhadap statemen Menlu Saudi Farhan bin Faisal, yang dalam wawancara dengan CNN mengatakan “dia tidak tahu apakah ada pembicaraan untuk normalisasi dalam waktu dekat antara Saudi dan Israel”.

Menurut Sabah, aneh jika Bin Farhan mengaku tidak tahu menahu, padahal dia sendiri terlibat langsung dalam masalah ini. Ia berpendapat, “klaim ketidaktahuan” Menlu Saudi ini justru membuktikan normalisasi sudah kian dekat. Apalagi Bin Farhan secara terang-terangan mengatakan, ”Normalisasi dengan Israel mendatangkan banyak manfaat untuk Kawasan, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun keamanan.”

Sabah menyatakan, motif-motif normalisasi dan “manfaat-manfaat menggodanya” lebih penting dan kuat bagi Rezim Saudi daripada penyelesaian masalah Palestina.

Ia lalu menyebut lawatan Muhammad bin Salman ke AS pada 2018 dan pertemuannya dengan sejumlah tokoh Yahudi. Sabah mengutip ucapan Bin Salman saat itu bahwa “jika Saudi memiliki 100 problem, isu Palestina adalah problem ke-100”. Dengan kata lain, norma Palestina tak ada nilainya bagi Saudi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *