Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Rilis Statemen Provokatif, Erdogan Disebut Iran Ingin Hidupkan Kembali Kekhalifahan Ottoman

Rilis Statemen Provokatif, Erdogan Disebut Iran Ingin Hidupkan Kembali Kekhalifahan Ottoman

POROS PERLAWANAN – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membacakan beberapa bait dari puisi bernada separatis terkait Sungai Aras di perbatasan Iran dan Azerbaijan. Hal ini dilakukannya saat menghadiri parade militer di Baku dalam perayaan berakhirnya pendudukan di Karabakh, Jumat 11 Desember.

Dilansir Fars, aksi Erdogan ini direspons pedas oleh Menlu Iran Javad Zarif. Dalam sebuah tweet, Zarif menyatakan, ”Apakah Erdogan tidak diberitahu bahwa syair yang keliru dibacanya itu berkaitan dengan pemisahan paksa kawasan utara Aras dari Iran? Apakah dia tidak sadar ucapannya melawan kemerdekaan Republik Azerbaijan?”

Seorang pakar masalah Asia Barat, Hasan Hanizadeh menilai statemen Erdogan emosional dan tidak logis. Ia berkata, ”Erdogan bahkan tidak merasa perlu untuk menelaah sejarah Azerbaijan dan hubungan masa lalunya dengan Iran di era pra-Qajari serta fakta bahwa kawasan itu dahulu adalah bagian dari Iran.”

Menurutnya, statemen semacam ini disebabkan Erdogan tidak membaca sejarah, atau ia pura-pura tidak tahu dan enggan mengakui kenyataan.

“Bahkan di tahun 1990 dahulu, saat Azerbaijan berpisah dari Uni Soviet dan muncul pertikaian soal Karabakh, PM Turki saat itu, Turgut Ozal mengatakan, Azerbaijan tak ada kaitannya dengan Turki.”

“Alasannya, orang-orang Azerbaijan bermazhab Syiah, sedangkan orang-orang Turki bermazhab Sunni. Juga ada banyak perbedaan antara Azerbaijan dan Turki. Jadi bagaimana bisa dipercaya bahwa pandangan pejabat Turki tentang Azerbaijan telah berubah dalam 3 dekade ini?” papar Hanizadeh.

Ia berpendapat, Erdogan memikirkan Kekhalifahan Ottoman di benaknya, padahal orang-orang Azerbaijan, dari sisi mazhab, lebih dekat ke Iran.

“Erdogan berhasrat untuk menghidupkan kembali Kekhalifahan Ottoman yang sudah runtuh. Namun bangsa Azerbaijan akan tetap menjaga kecenderungan kemazhaban mereka. Kecenderungan ini lebih kuat dari faktor-faktor kesukuan,” tandas Hanizadeh.

Ia meminta agar Kemenlu Iran bertindak tegas dan memanggil Dubes Turki serta mengingatkan bahwa Erdogan jangan lagi merilis statemen-statemen provokatif.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *