Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Eropa

Rusia Kecam Rencana Konyol AS dan Barat Gulingkan Pemerintahan Sah Venezuela di Tengah Ancaman Corona

POROS PERLAWANAN – Kementerian Luar Negeri Rusia melalui Juru Bicaranya, Maria Zakharova, mengecam sikap kelompok-kelompok politik tertentu di Barat dan AS yang sengaja menunggangi kesulitan akibat virus Corona di Venezuela untuk menggulingkan pemerintahan Nicolas Maduro.

“Sayangnya, kita melihat bagaimana beberapa negara, bukan negara secara keseluruhan, melainkan kekuatan politik tertentu di sana- masih didorong … oleh keinginan untuk mengeksploitasi situasi sulit di dunia, situasi epidemiologis yang serius di Venezuela untuk mencapai tujuan politik mereka,” ujar Zakharova seperti dikutip dari RT.

Secara khusus, Zakharova menyebut tuduhan perdagangan narkoba yang dibawa AS terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro jelas “dibuat-buat.”

Dia juga menyamakan gagasan Washington untuk membentuk pemerintahan transisi di Venezuela ibarat sebuah “dagelan” konyol.

Zakharova juga menuding AS melanggar nilai demokrasi dan humanisme karena melakukan tindakan politik besar saat dunia sedang bertempur melawan Covid-19.

“Jika kita menganalisis rencana konyol (AS) dalam konteks pandemi, (kita akan melihat) bahwa tidak ada humanisme atau demokrasi di sana,” tukas Zarakhova.

Bulan lalu, Departemen Kehakiman AS mendakwa Maduro dan lebih dari selusin pejabat dan mantan pejabat tinggi Venezuela bersekongkol dengan militan Kolombia untuk “membanjiri” AS dengan kokain.

Pada Rabu 1 April, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa kapal perang akan dikerahkan untuk melakukan operasi anti-narkoba di dekat pantai Venezuela.

Menurut laporan, operasi ini menjadi salah satu operasi militer terbesar Amerika di kawasan itu sejak 1989, ketika AS menginvasi Panama dan memenjarakan pemimpinnya, Manuel Noriega atas tuduhan terkait kasus narkoba.

Menanggapi hal ini, Caracas mengecam tekanan yang diberikan AS lewat Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza yang mengatakan bahwa Venezuela “tidak menerima, dan tidak akan pernah menerima, perlindungan dari pemerintah asing mana pun.”

Menurut data Johns Hopkins University, sebanyak 153 orang telah dites positif Covid-19 di Venezuela, sementara tujuh pasien telah meninggal.

PBB telah menyerukan pencabutan sanksi terhadap beberapa negara, termasuk Venezuela, karena sanksi akan membuat mereka lebih sulit untuk mendapatkan obat yang diperlukan untuk menghadapi virus Corona.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *