Rusia: Penyelesaian Konflik Suriah ‘Haram’ Libatkan Campur Tangan Asing
POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menekankan perlunya solusi politik untuk konflik di Suriah, menyebut bahwa penyelesaian konflik harus sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 dan tanpa campur tangan asing.
Berbicara dalam pertemuan dengan Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen di Moskow pada Kamis, Lavrov menyatakan bahwa Rusia, sebagai negara penjamin perundingan damai Suriah dalam format Astana, mendukung upaya PBB untuk memfasilitasi kerja Komite Konstitusi Suriah sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan 2254.
Resolusi DK PBB 2254 dengan suara bulat diadopsi pada 18 Desember 2015. Resolusi itu menyerukan gencatan senjata dan penyelesaian konflik secara politik di Suriah.
Resolusi tersebut menyerukan pembentukan pemerintahan yang “kredibel, inklusif dan non-sektarian” dan “Pemilu bebas dan adil” yang diawasi PBB.
Moskow, Teheran, dan Ankara telah menengahi negosiasi perdamaian antara perwakilan dari pemerintah Damaskus dan kelompok oposisi Suriah dalam serangkaian pembicaraan yang diadakan di Ibu Kota Kazakhstan, Nur-Sultan, yang sebelumnya bernama Astana, sejak Januari 2017.
Rusia juga telah menjadi tuan rumah pembicaraan paralel di kota resor Sochi yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama ketiga negara untuk mengembalikan perdamaian dan stabilitas ke Suriah.
Di tempat lain dalam sambutannya, Lavrov memuji hasil putaran ketiga perundingan damai Suriah di Jenewa.
“Tidak semuanya diselesaikan, tidak semuanya disepakati, tetapi secara umum, kami menganggap pertemuan itu bermanfaat dan bermakna,” kata diplomat top Rusia itu.
Sesi ketiga negosiasi perdamaian Suriah yang difasilitasi PBB diadakan di Jenewa pada hari Senin setelah jeda sembilan bulan, yang disebabkan oleh perbedaan agenda dan pandemi virus Corona.