Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Sekitar 7200 Anak Yaman Luka dan Terbunuh Akibat Agresi Koalisi Saudi Sejak 2015

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, sebuah kelompok hak asasi manusia menyebut bahwa hampir 3.500 anak telah terbunuh di Yaman sejak 2015, ketika koalisi militer pimpinan agresor Saudi memulai perang yang menghancurkan negara miskin tersebut.

Dalam sebuah laporan, yang disiarkan oleh jaringan televisi Yaman berbahasa Arab, al-Masirah, Pusat Hak Asasi Manusia Yaman melaporkan pada hari Senin bahwa sekitar 7.200 anak Yaman terbunuh atau terluka akibat perang.

Laporan yang berjudul “Masa Kecil dengan Warna Darah dan Bau Kematian” itu menyebutkan bahwa dari 7.200 anak-anak naas tersebut, 3.468 di antaranya harus kehilangan nyawa akibat agresi oleh koalisi Saudi.

Mengutip laporan Kementerian Kesehatan Yaman dan media negara, Pusat HAM Yaman tersebut menambahkan bahwa 91 persen dari yang tewas adalah mereka yang kehilangan nyawa dalam serangan udara tanpa henti oleh para penjajah.

Didukung secara militer oleh AS, Inggris, dan beberapa negara Barat lainnya, Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan perang dahsyat di Yaman pada Maret 2015 untuk menumpas kelompok yang telah menggulingkan rezim yang bersahabat dengan Riyadh.

Pusat Hak Asasi Manusia Yaman lebih lanjut mengatakan pada hari Senin bahwa sekitar 5.500.000 anak-anak Yaman juga berisiko tertular penyakit karena kekurangan gizi dan kekurangan layanan kesehatan.

Akhir tahun lalu, Kementerian Kesehatan Yaman memperingatkan bahwa sekitar tiga juta anak di bawah usia lima tahun menderita kekurangan gizi, 400.000 di antaranya menderita kekurangan gizi parah dan berisiko meninggal setiap sepuluh menit jika mereka tidak menerima perawatan medis yang sesuai.

Lebih dari setengah rumah sakit dan klinik di Yaman telah dihancurkan atau ditutup selama perang pada saat Yaman sangat membutuhkan pasokan medis untuk melawan pandemi Covid-19.

Setidaknya 80 persen dari 28 juta penduduk juga bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup dalam apa yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *