Loading

Ketik untuk mencari

Arab Saudi

Skandal Pegasus Berlanjut, Saudi Sebar Foto-foto Pribadi Jurnalis dan Aktivis Wanita ‘Penentang’ Bin Salman

Skandal Pegasus Berlanjut, Saudi Sebar Foto-foto Pribadi Jurnalis dan Aktivis Wanita 'Penentang' Bin Salman

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, sejumlah jurnalis dan aktivis wanita menyatakan, foto-foto pribadi di telepon genggam mereka telah diretas dan disebarkan di media-media sosial.

Russia Today melaporkan, para jurnalis dan aktivis wanita ini menyebut bahwa hal ini dilakukan pemerintah-pemerintah represif yang berusaha mengintimidasi dan membungkam mereka. Peretasan ini dilakukan dengan spyware Pegasus yang dibuat perusahaan Zionis, NSO Group.

Laporan ini menyebutkan, foto-foto pribadi para wanita dengan berbagai akun ini dipublikasikan di dunia maya. Akun-akun yang menyebarkan foto-foto tersebut berkaitan dengan akun-akun yang telah dikonfirmasi sebagai milik para pejabat Pemerintah Saudi. Salah satu korban peretasan foto-foto pribadi itu adalah jurnalis al-Jazeera asal Lebanon, Ghada Oueiss.

Menurut Oueiss, ia menjadi target peretasan lantaran laporan-laporannya yang mengkritik Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman.

Belum lama ini, sejumlah media seperti Washington Post, Le Monde, dan Guardian membeberkan penggunaan spyware Pegasus.

Pegasus adalah salah satu aplikasi spionase terkuat di dunia, yang memiliki lisensi dari perusahaan NSO Group yang bermarkas di Israel.

Sebuah riset menunjukkan, aplikasi ini telah sukses meretas 37 smartphone milik jurnalis, pejabat Pemerintah, dan aktivis HAM di seluruh dunia.

Media-media Barat melaporkan, spyware ini telah dijual ke sejumlah negara Arab di Teluk Persia, seperti Saudi dan UEA.

Laporan Le Monde menyebutkan, Pemerintah Saudi dalam beberapa tahun lalu melaksanakan instruksi Muhamad bin Salman untuk meretas laptop-laptop para tokoh terkemuka dengan Pegasus.

Nama Rezim Saudi banyak terlihat dalam mayoritas pemberitaan tentang aplikasi ini. Tampaknya Riyadh menggunakan Pegasus secara massif untuk mewujudkan tujuan-tujuannya.

Sebelum ini, Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Israel telah memberikan izin kepada sejumlah perusahaan aplikasi spionase untuk bekerja sama dengan Pemerintah Saudi.

Washington Post mengabarkan bahwa aplikasi ini juga digunakan untuk meretas telepon genggam milik dua wanita kerabat Jamal Khashoggi, sebelum dan setelah ia dibunuh agen-agen Saudi.

Sebagian media menyatakan, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menjadi target spyware Israel ini. Kabarnya Biro Intelijen Prancis telah memperingatkan Macron tentang ini, tapi ia tidak menganggap serius peringatan-peringatan tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *