Loading

Ketik untuk mencari

Iran Rusia

Tak Peduli Intimidasi AS, Rusia Lanjutkan Perluasan Hubungan dengan Iran

Tak Peduli Intimidasi AS, Rusia Lanjutkan Perluasan Hubungan dengan Iran

POROS PERLAWANAN – Jubir Istana Kepresidenan Rusia, Dmytri Peskov menegaskan berlanjutnya perluasan hubungan Moskow dengan Teheran dan negara-negara lain, tanpa peduli tekanan-tekanan Amerika.

“Meski ada tekanan-tekanan Amerika, Rusia, Iran, dan sejumlah negara lain tetap melanjutkan jalinan hubungan yang didasari kepentingan dan penghormatan timbal-balik. Tindakan-tindakan tak bersahabat Barat terhadap Rusia pasti akan dibalas,” kata Peskov dalam jumpa pers di Kremlin, Fars memberitakan.

Pada Rabu 17 Mei lalu, Iran dan Rusia menandatangani kesepakatan pembuatan sektor terakhir jalur rel kereta api “Utara-Selatan”, yang menghubungkan rel kereta api Iran dengan rel negara-negara Rusia, kawasan Kaukasus, utara Eropa, dan Skandinavia.

“Kami tidak pernah berkhayal bahwa Amerika akan menghentikan upaya untuk memberi tekanan kepada Federasi Rusia, Iran, dan negara-negara lain yang menginginkan sebuah kerja sama yang saling menguntungkan. Kami selalu tahu bahwa tekanan-tekanan ini akan terus berlanjut,” jelas Peskov.

Setelah kesepakatan pembuatan rel kereta api ini diteken, Senator Ted Cruz dari Partai Republik mengancam bahwa ia dan para mitranya sedang menggarap draf untuk meningkatkan sanksi atas Rusia dan Iran demi mencegah bertambahnya kerja sama antara keduanya.

Jubir Kremlin menyatakan bahwa proposal dan sanksi semacam ini tidak bakal memengaruhi terciptanya hubungan saling menguntungkan antara Rusia dan para mitranya.

“Kami selalu yakin bahwa Rusia dan sejumlah negara-negara lain, termasuk Iran, yang kebetulan sudah sangat beradaptasi dengan tekanan Amerika, akan melanjutkan pekerjaan sistematis kami untuk menciptakan hubungan yang dilandasi keuntungan timbal-balik, saling menghormati, serta memperhatikan kepentingan dan kekhawatiran satu sama lain,” tegas Peskov.

Dalam jumpa pers itu, ia juga menyinggung perbincangan via telepon antara Presiden Rusia dan Presiden Afrika Selatan. Ia menyebut bahwa perbincangan itu konstruktif dan berlangsung lama, serta menambahkan bahwa Presiden Afrika Selatan akan berupaya mendamaikan Rusia dan Ukraina.

“Usai dialog Putin dan Ramaphosa, diputuskan bahwa delegasi dari beberapa negara akan diutus untuk menyelesaikan krisis Ukraina. Kami masih membicarakan tanggal kedatangan delegasi ini ke Rusia,” kata Peskov.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *