Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat

Tanggapi Tawaran Dubes UEA, Mantan Penasihat Netanyahu: Kalian Tak Berguna untuk Israel

Tanggapi Tawaran Dubes UEA, Mantan Penasihat Netanyahu: Kalian Tak Berguna untuk Israel

POROS PERLAWANAN – Caroline Glick, mantan penasihat PM Israel Benyamin Netanyahu, merespons pedas artikel Yousef al-Otaiba, Dubes UEA untuk AS.

“Kalian (UEA) tidak berguna untuk kami. Kalian bekerja sama dengan kami, karena kami adalah pihak terkuat dalam perimbangan kekuatan, juga karena adanya kepentingan bersama antara kita,” tulis Glick di harian Israel Hayom, seperti dilansir Fars.

Baru-baru ini, al-Otaiba menulis sebuah artikel dalam bahasa Ibrani di harian Yedioth Ahronoth. Dalam artikelnya, al-Otaiba meminta agar Rezim Zionis membatalkan rencana aneksasi Tepi Barat. Dia menyatakan, implementasi rencana ini akan menghentikan normalisasi hubungan Tel Aviv dengan negara-negara Arab.

Dubes UEA juga menyatakan, Abu Dhabi bisa menjadi gerbang yang menghubungkan Israel dengan negara-negara di Kawasan dan dunia.

Menurut Glick, UEA mendeklarasikan Hamas dan Ikhwan al-Muslimin sebagai dua kelompok teroris. Abu Dhabi juga menyokong Israel saat perang dengan Hamas pada 2014, serta bekerja sama dengan Tel Aviv dalam menghadapi Iran.

Semua ini, tulis Glick, dilakukan UEA “karena adanya kepentingan bersama Abu Dhabi dan Tel Aviv, bukan karena UEA hendak membantu Israel.”

“Ekonomi Israel juga lebih kuat dari ekonomi UEA yang hanya bertumpu pada minyak dan akan kehilangan nilainya seiring perjalanan waktu,” klaim Glick, yang saat ini adalah periset di Pusat Kebijakan Keamanan Washington.

Glick menyatakan, jika Arab menjalin hubungan resmi dengan Israel, negara-negara Arab tak lagi bisa menyembunyikan kerja sama dengan Rezim Zionis.

Dia meminta dari Otoritas Israel agar mengkaji ulang sikap mereka untuk menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab Teluk.

Glick berpendapat, kondisi ekonomi dan budaya Israel mengharuskan Otoritas Tel Aviv tidak berusaha menjalin hubungan dengan negara-negara Arab.

“Apakah kita butuh turis-turis dari Teluk (Persia)? Apakah kita perlu bekerja sama dengan rezim-rezim yang memperlakukan wanita hanya sebagai aset suaminya?” tulis Glick.

Artikel al-Otaibi sendiri mendapat kecaman luas dari berbagai pihak, terutama Palestina. Juru Bicara Hamas, Abdullatif al-Qanu’ meminta agar negara-negara Arab mengambil satu sikap dan menghentikan tindakan UEA, termasuk tidak menghadiri pertemuan dalam rangka normalisasi hubungan Arab-Israel.

“Normalisasi hubungan dengan Israel adalah belati beracun yang ditusukkan dari belakang kepada bangsa Palestina,” tandas al-Qanu’.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *