Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Temuan Pekuburan Massal Anak-anak Indian di Kanada, Ungkap Jejak Kelam ‘Pendidikan Paksa’

Temuan Pekuburan Massal Anak-anak Indian di Kanada, Ungkap Jejak Kelam 'Pendidikan Paksa'

POROS PERLAWANAN – Belum sebulan berlalu dari tersiarnya kabar penemuan pekuburan massal anak-anak Indian di salah satu provinsi Kanada, kabar serupa kembali mencuat dari negara tersebut.

Dilansir Fars, harian National Post memberitakan ditemukannya ratusan kubur tanpa nama di Provinsi Saskatchewan, yang disinyalir berisi jasad anak-anak pribumi.

Menurut laporan ini, salah satu warga pribumi Saskatchewan mengatakan, ratusan kubur tanpa nisan itu ditemukan di dekat lokasi lama sebuah sekolah asrama bernama Marieval Indian di kawasan Cowessess.

Warga Saskatchwan mengatakan, ada kemungkinan bahwa jumlah jasad anak-anak di pekuburan massal itu tiga kali lipat lebih banyak dari jasad-jasad yang ditemukan di dekat sekolah asrama Katolik di Provinsi British Colombia.

Otoritas pribumi Cowessess kemungkinan akan mengadakan konferensi pers pada Kamis ini, untuk memberikan penjelasan soal penemuan mengerikan dan menggemparkan ini dan jumlah jasad yang ditemukan.

Federasi Suku Pribumi Independen di Kanada dalam statemennya menyatakan, jumlah kubur-kubur tanpa nisan ini adalah yang paling banyak dalam sejarah Kanada hingga saat ini.

Beberapa waktu lalu, sedikitnya jasad 215 anak Indian, yang sebagian masih berusia 3 tahun, telah ditemukan di pelataran sebuah sekolah asrama Katolik di British Colombia.

Usai tersiarnya kabar ini, para pakar HAM PBB mendesak Pemerintah Kanada dan Vatikan untuk segera mengadakan penyelidikan masalah ini.

Setelah PM Kanada, Justin Trudeau menuntut agar Gereja Katolik bertanggung jawab atas pengelolaan sekolah tersebut dan meminta maaf, Paus Fransiskus dalam respons pertamanya mengatakan, dia prihatin dan syok atas kejadian ini. Namun dia enggan meminta maaf secara langsung.

Respons pasif Pemimpin Katolik sedunia ini pun memicu amarah para pemuka Indian dan keluarga korban.

Dalam rentang tahun 1883 hingga 1996, sekitar 150 ribu anak Indian dipisahkan dari keluarga mereka secara paksa. Mereka lalu dikirim ke sekolah-sekolah asrama yang didirikan Gereja Katolik. Tujuannya adalah menjauhkan mereka dari komunitas pribumi Kanada, mencegah penyebaran bahasa dan tradisi Indian, dan mendidik mereka secara paksa.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *