Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Ulyanov: Tudingan Pengiriman Drone Iran ke Rusia Cuma ‘Dalih Amatiran’ untuk Hentikan Perundingan Wina

Ulyanov: Tudingan Pengiriman Drone Iran ke Rusia Cuma ‘Dalih Amatiran’ untuk Hentikan Perundingan Wina

POROS PERLAWANAN – Wakil Rusia di organisasi-organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov mencibir tudingan tak berdasar yang digulirkan Barat terkait pengiriman drone Iran ke Rusia.

“Klaim tentang suplai drone (Iran untuk Rusia) adalah dalih amatiran untuk menghentikan Perundingan Wina sehubungan dengan (pemulihan) JCPOA (jika memang niatnya bukan untuk mematikan JCPOA). Tampaknya AS dan tiga serangkai Eropa (Jerman, Inggris, dan Prancis) tergoda untuk bergerak ke arah Plan B,” cuit Ulyanov di laman Twitter-nya, Fars melaporkan.

“Ini adalah sebuah kekeliruan besar. Sulit dibayangkan bahwa rencana semacam ini adalah sebuah opsi kredibel. Kemungkinan besar rencana ini hanya akan sia-sia,” imbuhnya.

Perundingan pencabutan sanksi di Wina telah mandek sejak beberapa bulan. Sejak dimulainya perundingan ini, alih-alih mengusulkan solusi praktis untuk kemajuan perundingan, Pemerintah AS justru berusaha menuding berbagai pihak memperlambat laju perundingan dan menghalang-halanginya.

Salah satu alasan pihak AS tidak melakukan tindakan yang seharusnya di perundingan Wina adalah penentangan para anggota Kongres dengan kebijakan Pemerintahan Joe Biden terkait JCPOA.

Di antara kritikan mereka adalah JCPOA tidak mencakup semua hal yang dipersengketakan Washington dengan Teheran. Di antaranya adalah aktivitas regional dan program rudal Iran.

Setelah mandeknya perundingan Wina, negara-negara Barat, terutama AS, dengan berbagai justifikasi menuding Iran sebagai pihak bersalah, alih-alih melaksanakan komitmen mereka demi menghidupkan kembali JCPOA.

Para senator AS sendiri sempat mengakui bahwa Washington tidak punya kartu apa pun di hadapan Teheran. Pada musim panas lalu, Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS mengadakan rapat tertutup dengan para wakil Pemerintahan Joe Biden, termasuk Wakil Khusus AS untuk Urusan Iran, Robert Malley.

Tujuan pertemuan itu adalah agar para senator mengetahui Plan B terkait Iran dan perundingan Wina. Namun setelah rapat berakhir, para senator mengakui bahwa Gedung Putih hanya bertangan kosong.

Jurnalis Jewish Insider melaporkan bahwa sejumlah senator dalam rapat terbuka tentang perundingan dengan Iran sebelum ini meminta diadakannya rapat tertutup, dengan tujuan mengetahui Plan B yang mungkin dimiliki AS.

Jewish Insider menukil dari Senator Marco Rubio dari Negara Bagian Florida yang berkata, ”Saya rasa mereka (Pemerintahan Biden) tidak memiliki Plan B. Mereka tidak menunjukkan apa pun soal ini kepada kami.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *