Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Warga Suriah: AS Hancurkan Jalan-jalan dan Infrastruktur, Bukan Tumpas ISIS

Warga Suriah: AS Hancurkan Jalan-jalan dan Infrastruktur, Bukan Tumpas ISIS

POROS PERLAWANAN – Stasiun televisi al-Mayadeen pada Rabu malam 9 Agustus menyiarkan sebuah film dokumenter yang membedah kejahatan-kejahatan perang AS di Suriah.

Dilaporkan Fars, film dokumenter “Hudud Ghairu Mariyah (Batas-batas Tak Terlihat)” membahas kejahatan yang dilakukan AS di timur Suriah, yang dijustifikasi atau ditutup-tutupi Washington dengan label “kesalahan perang”.

Fokus utama narasi film dokumenter ini adalah peristiwa pada 24 Maret 2023 ketika sebuah drone menyerang pasukan AS dan menewaskan seorang kontraktor AS serta melukai beberapa orang lainnya. Pasukan AS lalu membalas dengan menyerang Deir Ezzour hingga menewaskan 7 warga sipil. Dokumenter ini juga menyinggung serangan-serangan AS lainnya yang menewaskan puluhan warga berdasarkan cerita para saksi mata.

Salah seorang sesepuh suku al-Hasun Ukaidat, Syekh Abdulkarim Dandal mengatakan, ”AS tidak pernah melancarkan serangan penting kepada ISIS. Padahal ISIS bertebaran di sini seperti belalang. Pesawat-pesawat AS terbang di atas kepala mereka, tapi kami tidak pernah melihat AS menyerang mereka. Namun AS membombardir jalan-jalan penghubung dan sekolah. Semua sekolah di sini sudah hancur.”

“Tentu banyak dari gedung-gedung ini yang sudah direnovasi dan dihidupkan kembali. Namun saya tidak ingat bahwa AS menyerang ISIS… Mereka hanya menyerang warga, jalanan, sekolah, dan pusat air serta listrik. Silakan Anda pergi ke Boukamal dan lihatlah seberapa besar kehancuran di sana. ISIS mondar-mandir secara berkelompok, tapi tak satu pun peluru ditembakkan ke arah mereka,” imbuhnya.

Jurnalis asal Britania, Vanessa Beeley dalam film dokumenter ini menjelaskan, ”Pada hakikatnya, AS hadir di Suriah dengan dalih ISIS. Sudah berulangkali terbukti bahwa ISIS tak lebih dari alat dan wakil AS, yang aktif di timur laut Suriah, Tanf (segitiga perbatasan Irak, Yordania, dan Suriah), dan Irak.”

“Saya rasa ada 15 ribu anggota ISIS bersama keluarga mereka yang hidup di kamp-kamp di timur laut Suriah. Kamp-kamp itu dibiayai Inggris dan dikelola oleh AS dan sekutu Kurdinya. Pihak Kurdi mengambil keuntungan dari korupsi dalam pengelolaan kamp-kamp ini. Pada praktiknya, di mana pun AS ingin melancarkan operasi, mereka membawa ISIS ke sana, kemudian melakukan operasi terhadap Militer Suriah, pasukan Rusia, atau para sekutu Irannya,” tandas Beeley.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *