Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Soal Kiriman BBM Iran, Hizbullah: Kami Sasar Tiga Target dengan Satu Anak Panah

POROS PERLAWANAN – Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Sayyid Hasyim Safiuddin mengatakan, ada banyak capaian yang diperoleh Hizbullah di Lebanon. Namun sebagian pihak mengabaikannya, padahal AS dan Israel sendiri mengakui hal tersebut.

“Jika tujuan AS dari memberlakukan tekanan atas Hizbullah adalah agar kami meninggalkan medan, maka kami tegaskan bahwa kehadiran kami justru kian intens dan tangguh,” kata Safiuddin, seperti dinukil Fars dari al-Manar.

Ia berpendapat, problem utama di Lebanon adalah sistem. Problem ini bertambah ketika AS melakukan tekanan agar Poros Perlawanan Lebanon meletakkan senjatanya.

“Dengan satu pukulan, kami telah mematahkan blokade atas tiga negara… Kami membeli BBM dari Iran, lalu membawanya lewat Suriah untuk digunakan Lebanon yang tengah diblokade. Ini adalah langkah pertama, yang akan kami sempurnakan dengan langkah-langkah berikutnya.

“Kami menghendaki agar Pemerintahan Lebanon segera dibentuk. Sebagian pejabat harus rela mengabaikan sejumlah keistimewaan bagi diri mereka demi kepentingan Lebanon,” tandasnya.

Sementara itu, Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (UNIFIL) mengemukakan sikapnya terkait pengiriman BBM Iran ke Lebanon. Menurut UNIFIL, Lebanon adalah negara merdeka dan memiliki kedaulatan, sementara UNIFIL hanya berperan sebagai pendukung dan pembantu.

“Berdasarkan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB dan atas permintaan Pemerintah Lebanon setelah Resolusi ini disahkan, Angkatan Laut UNIFIL membantu Angkatan Lau Lebanon dengan tugas jelas untuk mencegah masuknya senjata-senjata ilegal atau materi apa pun terkait Lebanon melalui jalur laut,” papar UNIFIL, seperti diberitakan harian al-Joumhoria.

UNIFIL menegaskan, personelnya tidak akan naik ke atas kapal-kapal ini atau melakukan pemeriksaan fisik terhadapnya. UNIFIL juga tidak bertanggung jawab untuk mengizinkan kapal-kapal itu memasuki pelabuhan Lebanon, karena itu adalah tanggung jawab Otoritas Lebanon.

UNIFIL menyatakan, tugasnya adalah mengontak kapal-kapal yang mendekati Lebanon, juga merujukkan kapal-kapal mencurigakan, atau yang memerlukan penjelasan, kepada Otoritas Lebanon. Setelah itu, UNIFIL tidak memiliki peran lagi.

Dengan demikian, hanya Otoritas Lebanon yang bertanggung jawab untuk mengizinkan, atau melarang, tiap kapal untuk memasuki teritori negara itu dan menurunkan muatannya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *