Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

TV Israel: Netanyahu Tak Kabari Petinggi Militer Soal Kesepakatan Obat dengan Hamas

TV Israel: Netanyahu Tak Kabari Petinggi Militer Soal Kesepakatan Obat dengan Hamas

POROS PERLAWANAN– Dilansir ISNA, televisi Israel melaporkan bahwa PM Benyamin Netanyahu tidak memberi tahu Menteri Perang Yoav Gallant dan Kepala Staf Umum IDF Herzi Halevi soal kesepakatan distribusi obat-obatan; kesepakatan yang terjadi atas mediasi Qatar dan Prancis.

Kanal 12 Israel memberitakan bahwa Gallant dan Halevi telah “disingkirkan” dari pengambilan keputusan soal proses distribusi obat ke Gaza.

Stasiun televisi berbahasa Ibrani ini melaporkan bahwa Gallant dan Halevi masih tidak tahu menahu soal ini hingga hari Jumat sore, ketika kantor Netanyahu mengumumkan kesepakatan dengan Hamas untuk mendistribusikan obat dan bantuan kemanusiaan ke Gaza sebagai imbalan pemberian obat untuk para tawanan Zionis.

Dalam pertemuan pada hari Selasa lalu, Netanyahu berkata bahwa “berdasarkan analisis atas kondisi saat ini, perang terhadap Gaza akan berlanjut hingga 2025.”

Harian Haaretz pada Rabu kemarin menulis, Netanyahu selalu mengulang-ulang kalimat “kita akan berperang sampai menang.” Namun pada dasarnya, pernyataan ini didasari ambisinya untuk tetap berkuasa.

Menurut Haaretz, Netanyahu tahu bahwa dengan adanya dukungan para pemukim Zionis terhadap kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas, tindakan ini akan menghancurkan Kabinetnya dari dalam, sebab para sekutunya di blok sayap kanan radikal akan mengundurkan diri dari Kabinet.

Seiring meruncingnya perselisihan di inti pusat politik-militer Rezim Zionis, yang disebabkan kegagalan Kabinet Koalisi dalam mengendalikan perang, banyak tokoh politik dan militer Israel yang menyatakan bahwa Netanyahu akan segera jatuh.

“Kita harus pergi ke rumah Netanyahu dan menyeret dia beserta keluarganya ke luar kota.” Saran ini disampaikan mantan Kepala Staf Umum IDF, Yair Golan di hadapan warga Zionis.

Golan berulang kali mengecam Netanyahu atas caranya memanajemen perang di Gaza. Ia meyakini bahwa PM Israel itu tidak punya kapasitas untuk menentukan keputusan.

Golan berpendapat bahwa Israel sekarang tengah menjalani “periode terburuk dalam hal krisis kepemimpinan” sejak dibentuknya Rezim Zionis. Golan bahkan berkata bahwa situasi ini bahkan tidak mirip krisis 50 tahun lalu dalam Perang Yom Kippour.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *